Membaca biografi bapak Arzyumardi Azra membuat saya
sangat terkesan. Seolah-olah saya membaca cerita hidup yang sama dan
mimpi-mimpi yang sama yang ingin saya wujudkan di masa depan. Berawal dengan
ketidakinginan dan minat sama sekali untuk memasuki dunia bahasa, hingga
akhirnya saya jatuh cinta pada sastra dan bahasa Inggris. Mungkin sedikit
berbeda namun jalan cerita rasanya sama. Ketika pikiran hanya tertarik kepada
matematika namun dipilihkan takdir untuk mengambil pendidikan bahasa Inggris.
Tapi setelah beberapa bulan menjalaninya saya mulai sadar dan mungkin bisa
dibilang sekarang Bahasa Inggris adalah hidup saya.
Seperti halnya dengan pak Azra, saya ingin melanjutkan
study saya di luar negeri. Belajar dan terus belajar. Saya ingin mengetahui
dunia lebih luas lagi dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Agama Islam yang
saya yakini. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan jalan yang lurus kepada
hamba-Nya ini. Mencoba memenuhi kehausan jiwa ini dengan ilmu pengetahuan dan
agama. Hingga pada akhirnya nanti saya bisa mewujudkan cita-cita saya. Menjadi
seorang ‘Dosen’ dan pemilik ‘Sekolah Dasar Internasional yang
berbasis Islam’. Mengapa saya memilih sekolah dasar, karena menurut saya seorang
anak harus didik semenjak ia masih kecil, bahkan kalau bisa sejak dalam masih
kandungan. Tapi tidak mungkin kan saya yang mendidik, tentunya harus orang
tuanya masing-masing. Untuk itu saya ingin berusaha mencerdaskan anak bangsa
ini melalui pendidikan sedini mungkin yaitu di SD. Selain itu saya menyukai
anak-anak, jadi rasanya akan sangat menyenangkan sekali jika saya bisa terlibat
dalam pendidikannya.
Saya berkaca dari kehidupan masa kecil saya. Rasanya
sedikit menyesal mengapa dulu saya tidak belajar sungguh-sungguh. Di masa depan
saya tidak ingin penyesalan itu terulang kembali. Jadi mulai dari sekarang,
berusaha melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik yang bisa saya
lakukan.
Mengenai pandangan politik, saya sependapat dengan pak
Azra yang tidak memihak kubu manapun, karena terus terang saya kurang suka dan
kurang mengerti tentang dunia politik. Hanya saja sering mendengar dari
orang-orang bahwa dunia politik itu sarat dengan manipulative. Jadi, jika tidak
benar-benar kuat iman sebaiknya tidak usah berpolitik. Tapi entahlah…
Kemudian jika
kita berbicara mengenai agama, dari dulu saya selalu tidak setuju dengan
orang-orang yang membeda-bedakan golongan Islam hanya karena sedikit berbeda
pandangan. Terbesit dalam pikiran saya. Mengapa kita harus saling menjelekkan
bahkan memusuhi satu sama lain? Bukankah sebagai umat Islam seharusnya kita
bersatu. Namun, memang tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan itu merupakan hal
yang fitrah. Hanya saja diperlukan suatu pemahaman bersama bahwa dengan adanya
perbedaan bukan untuk saling terpecah belah, namun untuk saling melengkapi
hingga tercapai suatu kesatuan umah. “Learn how to live and learn how to
live together”. Allahu a’lam
bisshawab.